cerita pendek tentang cinta - kasih tak sampai
KASIH TAK SAMPAIKAN
Menjadi diriku bukanlah
pilihan. Aku yang terlahir dengan segala kekuarangan dan kelebihanku. Aku
dilahirkan dengan wajah yang cantik dengan tubuhku yang proporsional. Banyak
pria yang memohon cinta padaku. Tapi entahlah aku sungguh tak tertarik dengan
mereka semua. Tapi akhirnya kutambatkan cintaku ini pada Rendra teman
sekampusku. Rendra sangat tampan. Jadi wajar jika banyak yang menyukainya juga.
Dan aku bersyukur bisa memilikinya
“sya, mau pulang kapan ? tanya Rendra menghamiriku
“bentar lagi lah ndra, lagi males dirumah nih !!
“yaudah, mending kita jalan yuk !!
“oke deh
Dalam perjalanan meuju
cafe kusempatkan untuk membahas hal yang sangat ingin aku sampaikan padanya
yaitu mengenai pernikahan, aku sangat mencintainya dan tak ingin melepaskannya.
“ndra ??
“iya ?
“ndra aku pengen ngmong sama kamu”
“tapi aku bingung
“kenapa bingung ?
“emm, aku mau tanya
“ iya tanya apa ?
“nggak jadi deh
“loh kenapa ?
“nanti aja kalo udah nyampe”
“terserah kamu aja sya !
Ya meskipun aku dan
Rendra telah lama menjalin asmara, namun aku masih bingung untuk mengungkapkan
keinginan untuk menikah dengannya. Mungkin karena kami masih sama-sama kuliah,
meskipun sudah tahap akhir. Aku yakin Rendra belum siap untuk menikah dan masih
ingin mengejar karirnya.
Tak terasa sekarang
kami telah sampai disebuah cafe yang suasananya begitu romantis dengan
bunga-bunga yang menghiasi ditemani sebuah lilin yang menambah suasana
romantis.
“gimana sya, kamu suka cafenya ?
“iya, aku suka. Tapi kayaknya kita salah waktu deh,, !
“memangnya kenapa ? kok salah waktu ? tanyanya bingung
“iya ndra, cafe ini cocoknya untuk dinner karena
suasananya romantis
“oooh, tapi siang juga bisa romantis kok !!
“masa ??!
“iya dong ! mau liat ??
“enggak !
“kenapa ??
“aku laper pinginnya makan
“oooh laper toh
“yaudah cepetan pesen ndra !!
“kamu mau pesen apa ?
“terserah kamu aja !
“yaudah bentar ya
“oke
Sambil menunggu Rendra
memesan makanan, kucoba menghibur diri dengan bermain ponselku. Aku kembali
ingin mengungkapkan keinginanku kepada Rendra, apalagi melihat Rendra yang
semakin banyak disukai wanita-wanita di kampus. Aku nggak mau Rendra berpaling
dariku. Setelah Rendra datang aku akan mencoba untuk bertanya padanya. Dan tak
lama kemudian Rendra datang membawa dua porsi makanan yang baru saya pesan.
“makanan datang,,,, ucapnya
“wow, kayaknya enak deh !
“pastinya !
“oh iy ndra, aku pengen nglanjutin yang tadi dimobil !
“yaudah lanjutin ajah !
“jadi gini ndra, aku pengen kamu tuh cepet-cepet nglamar
aku !
“nglamar !!??
“iya, aku nggak mau kehilangan kamu ndra ! aku cinta sama
kamu !
“tapi kan kita masih kuliah nasya”
“ndra, kita sudah semester akhir, bentar lagi kita lulus
!
“yaudah nanti aku omonging sama orang tuaku ya ?
“beneran ? ucapku senang
“iya”
Senang rasanya
mendengar jawaban Rendra, ternyata Rendra benar-benar serius menajalin hubungan
denganku, aku harus memberitahu ayah dan ibu dirumah, aku ingin berbagi
kebahagiaan yang kurasakan sekarang ini.
“ndra udah sore nih, pulang yuk ! ajakku
“yaudah yuk”
“mkasih ya
“iya nasya bawel
Dalam perjalanan
pulang, tak henti-hentinya rasa bahagiaku ini. Keinginan untuk memiliki Rendra
seutuhnya akan segera terwujud. Beberapa bulan lagi aku akan melaksanakan
wisuda S1 ku dan setelahnya Rendra akan datang melamarku. Oooh aku tak sabar
menunggu waktu itu. Waktu yang sangat aku idam-idamkan membina rumah tangga
dengan Rendra kekasihku.
“sya, udah sampe nih
“ooh iya maaf
“ngelamun apa sih ?
“heheh enggak bukan apa-apa,, yaudah aku masuk dulu ya ?
“iya, salam buat bapak sama ibu
“oke., hati-hati ndra
“iya
Aku langsung bergegas
mencari ayah dan ibu, mereka semua harus tau kalau Rendra akan segera
melamarku, dia akan menjadi suamiku yang akan membimbingku didalam rumah tangga
kami kelak
“ayah,,ibu,,, . teriakku
“ada apa sih sya kok teriak-teriak kaya gitu ??
“bu, aku mau cerita deh sama ibu
“ada apa nasya ?? ceritakan saja
“jadi gini bu, bentar lagi kan aku wisuda dan aku udah
ngomong sama Rendra biar cepet-cepet nglamar aku dan dia setuju
“benarkah ? sahut ayah
“iya yah \, Rendra bilang dia akan ngomong sama ibu dan
ayahnya buat nikahin aku !!
“kalau begitu selamat ya nak, sebentar lagi kamu akan
jadi istri”
“terimakasih ayah
“tapi apa itu tidak terlalu cepat sya ? ucap ibu
tiba-tiba
“maksud ibu ?
“menurut ibu, kemu jangan terburu-buru nikah dulu nasya,
kamu masih kecil”
“bu, nasya udah 22
tahun dan usia itu sudah sangat mencukupi untuk nasya nikah bu
“tapi nasya ibu nggak setuju
“tapi bu,,,,
“cukup nasya ! ucap ibu membentak
“yah, ada apa dengan ibu “
“mungkin ibu belum rela melepasmu nasya”
“bukankah harusnya ibu senang ?
“biar ayah yang bicara dengan ibumu, lebih baik kamu
istirahat
“iya yah
Melihat kemarahan ibu
tadi aku merasa heran, mengapa ibu begitu marah dan tidak setuju, padahal dulu
dia yang menginginkanku segera menikah. Harusnya ibu senang mendengar ini,
sikap ibu membuatku ingin menangis. Aku sedih melihat reaksinya, padahal aku
berharap ibu merasakan kebahagiaan ini tapi apalah dayaku, ibu tidak bisa
menerimanya. Saat hendak ke kamar mandi tak sengaja aku melewati kamar ayah dan
ibu, kudengar suara tangisan ibu.
“ibu menangis ? apa semua ini karenaku ? ucapku dalam
hati
Kucoba mendekatkan
telingaku dibalik pintu kamar itu, aku mendengar suara ayah dan ibu
“sudahlah bu,, biarkan nasya mendapatkan kebahagiaannya”
“tapi yah, ibu nggak sanggup memberitahu nasya !
“ibu harus bisa demi nasya”
“yah, bagaimana jika nasya marah ? bagaimana jika nasya
tidak mengakui ?
“kita jelaskan baik-baik padanya supaya dia mengerti.
Apa maksud perkataan
ibu tadi ? kenapa ia takut jika aku marah dan tak mengakuiny sebagai ibuku ?
apa yang mereka rahasiakan dariku ? aku anaknya, tidak mungkin aku marah
padanya. Pernyataan ibu membuatku merasa bingung. Dengan keinginanku menikah
dengan Rendra sekarang ini.
Keesokan harinya kucoba
menanyakan masalah itu pada ayah dan ibu
“pagi yah, bu” sapaku
“pagi nasya” ucap ayah
“bu, nasya minta maaf kalau keinginan nasya buat ibu sedih.
“nggak papa nasya, ibu Cuma belum setuju kamu menikah
“tapi kenapa bu ? berikan nasya alasan yang kuat
“sebenarnya....
Belum sempat ibu
menjelaskan, ponselku berdering dan pada layar hp ku tertuliskan nama Rendra.
Aku segera mengangkatny dan meninggalkan ayah dan ibu.
“halo ndra
“halo sya, kita jalan yuk
“kemana
?
“kemana
aja
“boleh
deh, kita ketemu dimana ?
“di
Restoran aja
“oke,
aku kesana sekarang
Aku kembali masuk untuk
bersiap-siap menemui Rendra. Kutinggalkan percakapan bersama ayah dan ibuku ini
dan segera menuju restoran untuk bertemu Rendra.
Setelah sampai di
restoran kulihat Rendra tengah duduk dan memainkan ponselnya, kuhampiri dia.
“Rendra, sudah lama ?
“belum terlalu, oh iya udah aku pesenin makan nih
“kamu tau aja sih kalau aku belum sarapan
“ya taulah,, yaudah buruan dimakan habis ini kita ke
taman
“siap !
Setelah selesai makan
aku dan Rendra bergegas menuju taman yang tak jauh dengan lokasi tempat kami
makan, tamannya indah, bersih dan ada danau di tepi taman.
“ndra, ke danau aja yuk !
“mau ke danau ??
“iya
“ayuk !
Danau ini begitu bersih
dan jernih, aku menyukainya. Aku pngen tempat ini menjadi salah satu lokasi
preewedingku nanti.
“ndra, aku ingin saat prewedding kita ambil foto disini
“disini ?
“iya, aku suka danaunya, airnya jernih banget.
“yaudah nanti kita rancang ya !.
“oke !!
Tak kurasa hampir
seharian aku berada disini bersama Rendra. Menikmati pemandangan yang ada
dengan kemesraan yang kami ciptakan sekarang ini. Aku tidak ingin waktu ini
berakhir, aku ingin selalu merasakan kebahagiaan bersamanya.
“nasya, udah sore nih, kita pulang yuk ! ajaknya
“tapi aku masih pengen disini ndra !
“yaudah besok kita kesini lagi, sekarang kita pulang ya ?
ucapnya membujuk
“ah Rendra !!
“ayolah nanti ayah dan ibu kamu nyariin lagi
“yaudah deh “ ucapku cemberut
“jangan ngambek
nasya”
“iya deh,,,”
Perjalanan kerumahku
terasa begitu cepat. Mungkin karena aku yang masih ingin bersamanya. Karena aku
belum puas dengannya. Ingin resanya aku cepat-cepat memilikinya untuk
seutuhnya.
“aku masuk dulu ndra, kamu mau mampir ? tanyaku
menawarkan
“lain kali aja sya, aku langsung pulang aja, capek”
“oooh gitu, yaudah kamu ati-ati ya !!
“pasti ! aku pulang byee,,,”
“bye,,”
Saat aku berjalan
memasuki rumah, kulihat ayah dan ibu sekaligus adik kecilku tangah duduk
seperti tengah menungguku. Dan benar saja mereka memanggilku, namun kali ini
mereka terlihat berbeda. Raut wajah yang mereka pancarkan terlihat sangat
serius. Hatiku seakan bertanya-tanya melihat tingkah mereka aneh, meeka semua
bahkan aku juga merasa takut untuk menghampirinya.
“nasya, kemarilah ibu ingin bicara penting dengamu
“ada apa bu ? apa nasya menyakiti ibu ?? tanyaku heran
“tidak sayang, ibu ingin memberitahumu rahasia besar
“rahasia
besar ? sahutku semakin bingun
“iya
nasya, ini mengenai jati dirimu
“bu,
sebenarnya ada apa si ?
“hiks,,hiks,,
nasya maafkan ibu sya, maafin ibu,” ucap ibu menangis
“ibu
kenapa ? ibu salah apa ? kenapa ibu menangis gini bu ? ucapku khawatir
“sebenarmya,,,
nasya,, hiks,,,, hiks,,,
“yah
sebenarnya ibu kenapa si ? tanyaku pada ayah
“maafin
ayah juga sya
“kalian
kenapa sih ? kalian salah apa ? kenapa ?
“sya,
jika kamu memang ingin menikah dengan Rendra, maaf ayah nggak bisa menjadi wali
nikah kamu sayang “
“memangnya
kenapa ? apa ayah nggak setuju dengan hubunganku dengan Rendra ?
“bukan
begitu nasya,, tapi .,,”
“tapi
apa yah ???
“sayang
maafin ayah dan ibu, dulu sebelum kami menikah, kami telah melakukan hubungan
terlarang. Ibumu hamil dan saat itu ayah masih menyelesaikan kuliah ayah, ayah
menikahi ibumu setelah dia melahirkan anaknya, yaitu kamu” ucapnya sedih
“maafin
ibu sayang maafin ibu !,,” ucap ibu sambil memluk
“ayah,,ibu,,,
kalian jahat,. Kalian tega” ucapku bentak
“nasya,
ini memang sala ibu, ibu tidak bisa menjaga kehormatan ibu, tapi ibu menyesal
nak, ibu menyesal” ucapnya menangis
“nasya
nggak mau tahu bu, nasya benci sama ibu !! nasya kecewa nggak mau punya orang
tua seperti kalian,” ucapku histeris
Kutinggalkan semua
orang disana, hatiku begit sakit menerima kenyataan pahit ini, mereka begitu
jahat, aku harus menerima pahitnya kenyataan hidup menjadi seorang anak haram
dari hubungan gelap orang tuaku. Ingin rasanya aku berteriak sekuat-kuatnya
melepaskan segala beban hidupku. Kenapa aku harus terlahir menjadi anak haram
?? kenapa aku harus terlahir dari orang tua yang tidak bisa menjaga kehormatannya,
haruskah aku menerima semua ini. Akhibat kelakuan tak sennonoh keuda orang
tuaku. Apakah Rendra siap menerimaku saat mengetahui kenyataan yang begitu
menyakitkan ini ? apa dia akan bisa memahami keadaanku ? keadaan yang mungkin
tak pantas untuk aku sebut. Aku benci ini semua, aku benci, ingin rasanya aku
mengakhiri hidupku”
“tok,,,tok,,,tok,,”
“nasya,
buka pintunya sayang ibu ingin bicara” ucapnya menangis
“bicara
apalagi bu ? nasya benci ibu, nasya nggak mau punya ibu kaya ibu” ucapku
berteriak
“nasya,
maafin ibu sayang maafin ibu” ucapnya memohon
“sudahlah
bu,, lebih baik ibu pergi ! jangan ganggu nasya !”
“tapi
sayang ??
“ibu,,
nasya bilang cukup ! ucapku membentak
Aku sungguh tak bisa
menerima semua ini. Berat rasanya beban kehidupanku. Aku tak sanggup memikulnya
sendirian. Tapi, apalah dayaku, ini adalah takdir yang harus aku jalani. Hanya
air mata yang mampu mengungkapkan perasaanku saat ini. Sakit yang kurasakan
terlalu sakit bahkan bibir ini tak mampu untuk mengatakannya. Ayah,, ibu,, maafin
aku, tapi untuk saat ini aku tak bisa menerimanya, hatiku begitu hancur
bagaikan segelintir debu yang tak berguna.
Kucoba memjamkan mata
berharap agar semua ini hanya sebuah mimpi buruk yang terjadi padaku, sebuah
bunga tidur yang tak akan menjadi sebuah kenyataan.
Saat sinar fajar mulai
muncul, kukejapkan mataku melihat keadaan disekitar rumahku, saat kulihat
wajahku, terlihat kedua mataku yang simbah karena tangisanku semalam.
“kenapa ini benar-benar terjadi” runtuku dalam hati
Segera
aku mandi membersihkan tubuhku dan bergegas menuju kampus. Saat aku hendak
pergi terlihat ayah dan ibu yang tengah menanti kedatanganku. Matanya juga
terlihat sembab.
“apakah
ibu juga menangis karena ucapan kasarku ? tanyaku dalam hati”
“nasya,
kemarilah sayang kita sarapan ya !
“nasya
udah telat bu” ucapku datar
“sya,
kemarilah sebentar sayan kasihan ibumu ! bujuk ayah”
“kasihan
? kenapa aku harus kasihan, gara-gara kalian hidupku hancur yah ! apa ayah
nggak tahu ? ucapku meninggi
“tapi
nasya,,,”
“sudahlah”
ucapku meninggalkan
Memang tak sepantasnya
aku tidak bersikap kasar dengan orang tuaku terutama ibu yang telah
melahirkanku. Tapi rasa marahku kepadanya begitu besar, sangat sulit untuk
memaafkannya. Rasa kecawaku begitu besar, aku tak ingin ada dalam posisiku yang
sekarang. Aku ingin seperti tak mengetahui semuanya, tapi ini semua telah
terjadi dan tak akan bisa diulang lagi. Saat aku sampai di kampus aku segera
mencari keberadaan Rendra, aku ingin menceritakan semua tapi, aku takut jika ia
tak bisa menerima keadaanku saat ini, belum sampai aku mencari, Rendra telah
lebih dulu menghampiriku.
“hai sya ??,”
“hai
Rendra,,”
“nasya
kamu abis nangis ? kok matamu sembab gitu sih ? tanyanya khawatir
“nggak
kok ndra, aku Cuma kurang tidur aja” ucapku berbohong
“oooh
gitu, lain kali tidurnya jangan terlalu malem dong,,!!
“hmmm,
iya ndra”
“nanti
mau ke danau lagi ? tanyanya
“nggak
usah ndra
“loh
kenapa ? bukannya kemaren kamu yang pengen ?
“aku
kurang enak badan ndra, mungkin kecapean
“oooh
yaudah deh, lebih baik kamu istirahat aja yah ! biar cepet sembuh”
“iya,
yaudah aku masuk dulu ya, ada kelas”
“oke”
Aku sengaja tidak
mengatakan yang sebenarnya kepada Rendra, aku tak ingin dia mengetahui jati
diriku yang sebenarnya. Aku tak ingin kehilangan Rendra. Rasa cintaku padanya
begitu dalam, aku tak ingin melepaskannya apalagi hanya tinggal sebulan lagi
aku akan melaksanakan wisuda yang artinya akan semakin dekat hari Rendra datang
melamarku. Aku tak akan melepaskan Rendra apapun yang terjadi.
Setelah kelas selesai
aku bergegas menemui Rendra, aku ingin menanyakan tentang niatnya untuk
melamarku.
“ndra,,
?
“iya,
kenapa sya ?
“ndra
kita ke taman yuk !
“ketaman
? ngapain ?
“ada
hal yang mau aku omongin
“yaudah
ayu !!
Setelah sampai di taman
aku segera mengutarakan maksudku mengajaknya.
“nah
sekarang kamu mau ngomong apa?
“ndra,
apa kamu bener-bener cinta sama aku?
“nasya,
kamu kenapa sih ?
“ndra
plies jawab aku !”
“sya,
kalau aku nggak cinta, ngapain aku pacarin kamu !
“apa
kamu mau menerimaku apa adanya ??
“aku
akan coba, kamu kenapa sih ?
“ndra,aku
Cuma cinta sama kamu, aku harap kamu bisa menerima keadaanku” ucapku memeluk
“memangnya
kenapa sama kamu sya ? tanyanya bingun
“nggak,
aku nggak papa kok !
“dasar
aneh” ucapnya mengelus kepalaku
“kita
pulang yuk ndra !
“pulang
? kok cepet banget ?
“iya,
aku capek
“yaudah
ayu”
Mendengar jawaban
Rendra membuatku sedikit lega, masih ada harapan untuk tetap memilikinya. Aku
harap ucapan Rendra benar-benar ia tepati. Aku benar-benar mengharapkan
keajaiban terjadi dalam kehidupanku.
Saat aku tiba dirumah
ibu yang masih menangis. Apa aku terlalu kasar padanya sehingga ibu tak mau
berhenti menangis ? aku tidak tega melihatnya terus menerus menangis. Kuhampiri
ia dan kucoba menenangkannya”
“ibu,,,”
panggilku
“nasya,
sayang maafin ibu nak, maafin ibu,,,” ucapnya menganis histeris
“bu,
sudahlah ini bukan salah ibu. Maafin nasya udah membentak ibu” ucapku bersala
“enggak
sayang, kamu pantas marah sama ibu, ibu memang bukan wanita baik”
“hussst,,,
bu, sudah, nasya akan mencoba menerima semuanya bu !
“benarkah
? kamu maafin ibu sayang ?
“iya
bu,, nasya akan mencoba iklhas menerima semua
“mkasih
sayang, makasih”
“sama-sama
bu, yaudah sekarang ibu istirahat ya, nasya juga mau istirahat.
“iya
sayang”
Ya, tak sepantasnya aku
berlama-lama marah dengannya. Bagaimanapun mereka adalah orang tuaku yang telah
merawat dan mendidikku dari kecil. Yang telah mengorbanan jiwa dan raganya
hannya untukku. Kasihan juga dengan adik kecilku, gara-gara diriku ia jadi tak
terurus ibu. Aku harus menerima semuanya. Mencoba untuk ikhlas menghadapi semua
ini. Karena bagaimanapun aku masuh membutuhkan kedua orang tutaku untuk tetap
membimbingku.
Beberapa minggu berlalu
dan aku mulai bisa hidup dengan kenyataan hidupku yang sekarang ini, apa lagi
tinggal seminggu lagi aku melaksanakan wisuda. Aku ingin membanggakan orang
tuaku, aku ingin melihat mereka semua tersenyum karenaku. Aku harus menunjukan
bahwa aku wanita yang kuat, wanita yang tangguh dalam menghadapi segala
persoalan.
Saat ini sangat sulit
aku bertemu dengan Rendra, karena kami sama-sama akan melaksanakan wisuda
sehingga banyak sekali tugas yang harus segera diselesaikan. Tak terasa hari
yang telah aku tunggu ini telah tiba. Ya, hari ini aku dan Rendra telah resmi
wisuda dan telah resmi lulus dari kampus tercinta. Aku berhasil meraih nilai
terbaik pada jurusanku. Aku sangat bersyukur atas semua yang aku dapatkan.
“selamat
ya sayang, sekarang udah lulus” ucap ibuku
“makasih
bu”
“selamat
sya, ayah bangga padamu
“makasih
yah”
“makasih
adel sayang”
“yah,
bu kita pulang yuk !”
“ayuk,
kita rayakan keberhasilanmu di rumah
“ah
ibu bisa aja”
Belum sempat aku
pulang, kulihat Rendra datang menghampiriku. Dia begitu tampan dengan pakaian
wisuda yang lengkap, dia terlihat begitu keren.
“sya,
selamat ya !”
“makasih
ndra, selamat juga buat kamu”
“makasih
juga sya, eh om, tante mau langsung pulang ?
“iya
nih nak Rendra. Kasihan adelnya udah capek”
“ooh
gitu, yaudah kalau gitu ati-ati yah om-tante”
“iya,
makasih nak Rendra” sahut ibu
“yaudah
aku pulang ya ndra ?
“iya,
hati-hati
Perjalanan pulangku,
aku sangat merasa bahagia, karena aku bisa membanggakan orang tuaku dengan
meraih nilai tertinggi. Selain itu semakin dekat pula hari dimana Rendra akan
datang melamarku.
“ayah,
bu,, nasya ke kamar ya, capek”
“ya,
terserah kamu sya”
“nasya
tinggal ya ?”
“iya”
Tubuhku terasa sangat
lelah, begitu proses wisudaku, tapi semua itu telah terbayarkan dengan
kebahagiaan diwajah keluargaku. Aku sangat bersyukur hari ini.
Kriiiing,,,,kriiiiing,,,, ponselku tiba-tiba berdering terlihat dilayar hp
tertuliskan nama “Rendra”
“hallo
ndra”
“hallo
sya, besok kita ketemu yuk !
“dimana
? mau apa ?
“di
restoran aja gimana ? aku mau bahas soal pernikahan kita nanti”
“pernikahan
? kamu serius ?
“ya iya lah”
“oke
besok aku datang, kamu kirim alamatnya aja ke aku !
“oke
! yaudah gitu aja byee,
“bye,,”
Begitulah percakapanku
dengan Rendra yang mampu membuatku terbang. Rendra benar-benar mencintaiku, dia
benar-benar akan menikahiku. Tapi aku belum mengatakan yang sejujurnya pada
Rendra. Dia tak mengetahui tentang diriku yang terlahir dari hubungan gelap
ayah dan ibuku. Jika mengingat itu hatiku kembali tidak tenang mamikirkan
reaksi Rendra nantinya. Lebih baik aku diam sampai nanti Rendra mengetahui
dengan sendirinya. Aku harus siap menerima apapun yang dipilih Rendra nantinya.
Keesokan harinya aku
bergergas menemui Rendra di Resto yang telah dipilih. Kulihat Rendra yang
tengah duduk sendirian.
“rendra,,
udah lama ?
“nasya,
enggak aku juga baru sampe”
“syukur
deh”
“jadi
gini sya, aku udah bilangsama ayah dan ibu, kita nikah bulan depan”
“benarkah
?!
“iya,
ayah dan ibu udah nyaman kok sama kamu”
“alhamdulillah
deh, yaudah aku langsung pulang yah ? aku mau ngasih tau ayah sama ibu”
“oke,
hati-hati
“iya”
Aku segera pulang dan
menemui ibu. Bahagia sekali rasanya, aku akan segera menikah dengan Rendra.
Kuharap semuanya akan lancar tanpa ada halangan, setelah sampai aku langsung
menemui ibu dan ayah.
“ayah,,,ibu,,,”
“ada
apa sya ?, kelihatannya seneng banget”
“yah,
ibu Rendra bilang dia akan nikahin aku bulan depan”
“benarkah
?!
“iya
bu, tadi Rendra yang bilang sendiri”
“tapi
sya, apa kamu sudah cerita soal jati dirimu ?
“belum
bu, aku belum ngomong sama Rendra”
“sya,
sebaiknya kamu bilang ke Rendra !”
“nasya
nggak mau yah, biarkan Rendra tahu sendiri”
“yaudah
terserah kamu aja”
Sebenarnya aku ragu
dengan keputusanku, tapi aku nggak mau jika Rendra akan meninggalkanku.
Terpaksa aku menutupi semua ini sampai pada hari pernikahanku.
Hari demi hari, minggun
telah terlewati hingga kini telah tiba hari pernikahanku dengan Rendra. Aku
berharap Rendra menerima semua keadaanku. Rendra begitu terlihat tampan dengan
setelan jas berwarna hitam. Oh tuhan,, berikanlah kelancaran pada hari spesial
ini.
Saat wali akan
menikahkan kami, tiba-tiba Rendra menghentikan semuanya..”
“om
kenapa om tidak jadi wali nasya ? ucapnya bingung
“om
nggak bisa jadi walinya nak Rendra !!”
“apa
! maksud om ?
“apa
nasya belum memberitahumu ?
“memberitahu
apa ? nasya coba jelaskan padaku !!
“Rendra
maafkan aku karena tak memberitahumu”
“apa
maksudmu nasya ?
“ndra,
sebenarnya aku anak dari hasil hubungan gelap ayah dan ibu dulu”
“Apa
! kenapa kamu nggak pernah jujur sama aku nasya ? bentaknya
“ndra,
aku minta maaf, aku juga baru tahu beberapa bulan yang lalu
“kamu
jahat nasya, kamu pembohong aku tak sudi menikah denganmu !”
“tapi
ndra, kamu udah janji menerimaku apa adanya?
“untuk
yang satu ini aku tidak bisa sya, kamu sudah keterlaluan, itu sama saja kamu
merendahkan keluargaku !”
“ndra,
aku nggak ada maksud buat kamu kecaewa “
“dasar
wanita pembohong, sya itu masalah besar, aku nggak akan pernah menikah
denganmu, lebih baik aku batalkan pernikahan ini. Aku kecewa sama kamu !”
“Rendra,
aku mohon maafin aku, rendra aku mohon jangan tinggalkan aku Rendra !!”
“maaf
sya, keputusanku udah bulat kita batalkan pernikahan ini, lebih baik kamu lupakan
aku, hapus kenangan kita, dan anggap saja kita nggak pernah kenal”
“apa
? Rendra kamu jahat, tega kamu !”
“tega
? apa kamu nggak ngaca sama diri kamu sendiri hah ! dasar wanita murahan, nggak
tahu diri !”
“ndra,
kamu bilang aku wanita murahan ?
“iya.
Memang begitu kan ?
“Rendra
cukup ! kamu tega ndra, tega !
“sudahlah,
nggak penting aku disini”
“hiks,,hiks,,hiks,,
“nasya,
bangun nak, ikhlaskan dia, mungkin Rendra bukan jodohmu.”
“bu,
Rendra jahat,,
“ini
salah ibu sayag,,ini salah ibu.”
“sudahlah
bu nasya lebih baik kita pulang tenangkan diri kalian”
Sakit
hati ini menerima sakit kembali. Rendra begitu jahat, dia tega membatalkan
pernikahan ini. Pernikahan yang lama aku idam-idamkan. Tapi aku sadar mungkin
ini juga akibat ketidakjujuranku padanya. Aku telah menyembunyikan jati diriku
yang sebenarnya. Tapi Rendra begitu kejam padaku dengan mudahnya dia
membatalkan pernikahan dan melontarkan kata-kata kasar terhadapku. Dia sungguh
tak punya hati
Semenjak
pembatalan pernikahan itu aku tak pernah sekalipun bertemu dengan Rendra,
bahkan komunikasi diantara kamipun telah hilang. Apakah ini akhir dari kisah
cintaku padanya ? kasihku kepadanya tak akan pernah tersampaikan. Kini
memilikinya hanyalah angan semata. Tak ada yang bisa aku perbuat lagi, harus
menerima semuanya dengan lapang dada. Aku hanya bisa mengenang masa-masaku dulu
dalam memoriku. Sungguh sangat menyedihkan kisah cintaku. Aku tidak bisa
memiliki kekasih yang telah lama menjalin hubungan denganku. Bahkan kasihku tak
ada yang tersampaikan padanya. Inilah kisah kasihku bersamanya yang telah
berakhir dengan tragis.
Setelah
mengalami kegagalan untuk menikah, aku menjadi wanita yang lebih tertutup, aku
merasakan trauma yang amat sangat bahkan aku merasa aga aku tidak menikah saja,
aku takut tidak ada seorangpun yang mau menerima dengan keadaanku sekarang ini.
Rendra yang menjadi penyebab semua ini padahal dia tahu jika aku tidak bisa
jauh darinya. Aku masih mengharapkan cintanya walaupun rasa sakit yang dia
ciptakan begitu membekas dihatiku, tapi benar kata pepatah “tidak ada yang tahu
kemana hati akan singgah” meskipun ora tersebut butuh sekalipun rasa cinta
mampu mengalahkan segalanya. Begitupun
yang aku rasakan saat ini, aku terlalu mencintainya. Aku ingin Rendra kembali
padaku merajut mimpi yang indah dalam bahtera rumah tangga. Tapi kenyataannya
memang tak selalu indah, dia meninggalkanku dengan cara yang begitu
menyakitkan, dia mempermalukan keluargaku, juga merendahkan harga diriku, dia
menganggapku wanita murahan hanya karena masalalu ayah dan ibuku. Dunia ini
terasa begitu kejam, ingin rasanya aku mengenggelapkan diri ini dibawah tanah.
Hidupku terasa sangat tak berguna, aku bencu semuanya. Banyak cobaan yang
datang silih berganti dan aku sudah tidak bisa menahanna lagi. Aku menyerah,,
“sudah
nasya, bersabarlah mungkin in imenjadi ujian bagimu nak” ucap ibu menenangkan
“bu,
apa nasya ditakdirkan seperti ini ? kenapa hidup nasya penuh dengan cobaan,
nasya nggak kuat bu”
“bersabarlah
nasya, tenangkan hatimu”
“nasya
udah nggak kuat bu, rasa sakit yang nasya rasakan begitu dalam”
“nasya,
lebih baik kamu istirahat sayang !”
Untuk apa aku hidup
jika semua kebahagiaanku telah sirna sudah, lebih baik kuakhiri semuanya agar
aku bisa mendapatkan kebahagiaanku yang telah hilang dulu, tapi sebelum aitu
aku ingin mengucapkan permintaan maafku pada Rendra. Aku ingin mengatakan bahwa
aku selalu mencintainya sampi kapanpun, aku akan selalu mencintaimu.
“bu,
tolong jika ibu bertemu Rendra, berikan surat ini untuknya”
“memangnya
kenapa sayang ?”
“tidak
bu, nasya hanya ingin pergi darinya karena nasya telah membohonginya”
“baiklah
nasya, nanti ibu berikan padanya”
“bu,
nasya minta maaf sama ibu dan ayah. Mungkin selama ini nasya belum bisa jad
anak yang baik untuk kaliam” ucapku sedih
“sama-sama
nasya”
“nasya
mau pergi dulu bu”
“kemana
?
“keluar
sebentar”
“hati-hati”
Ditengah keramaian
jalan, aku melintaskan tubuh ini diantara mobil yang berlalu lalang, jika
ditanya mengapa ? karena aku ingin mengakhiri semuanya, disaat yang bersamaan
kulihat seorang pria yang selama ini kurindukan ditepi jalan, hatiku bahagia
dan keinginan untuk mengakhiri semuanya kini telah hilang sudah, aku ingin
kembali mengejar cintanya dan membawanya kembali dalam pangkuanku. Tapi saat
aku hendak menghampiri kulihat sebuah truk melintas dengan kecapatannya, tak
sempat aku menghindarkan diri yang kudengar hanya sebuah teriakan keras dari
semua orang, dan kini aku merasakan kebahagiaan itu datang kembali padaku.
Bahkan rasanya kebahagiaanku bertambah lebih banyak.
“nak Rendra, sebelum nasya pergi dia menitipkan ini
padamu”
“ini apa bu ?”
Dear Nasya
Rendra, aku minta maaf jika telah membuatmu kecewa, aku
tak pernah jujur padamu, tapi semua itu aku lakukan karena aku atk ingin kau
meninggalkanku. Aku sangat mencintaimu, aku ingin kamu kembali kepadaku merajut
mimpi kita dahulu. Tapi aku sadar jika kita memang ditakdirkan untuk tidak berjodoh. Kisah
kasihku padamu tak akan mungkin tersampaikan samapi kapanpun namun aku akan
tetap mencintaimu Rendra Sayang”
I Love You Rendra
I Wush yoyu
always be happy
“lebih baik kamu baca sendiri”
Comments
Post a Comment