makalah sumpah pemuda
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayahnya penulis dapat
menyelsesaikan tugas sejarah. Tugas ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas
sejarah. Selain itu juga penulis ingin memberikan pengetahuan kepada pembaca
mengenai sumpah pemuda 1928 sebagai penguat nasionalisme menuju proklamasi
1945.
Dalam kesempatan ini,
penulis ingin mengucapkan. Terimakasih kepada guru pembimbing dan teman-teman
yang telah membantu.
Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca, khususnya teman-teman dan guru
pembimbing, penulis akan sangat menerima segala kritik dan saran.
Kesesi, .......... November 2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang.................................................................................................... .... 1
B.
Tujuan................................................................................................................. .... 2
BAB II PERMASALAHAN
A.
Bagaimana
sejarah terbentuknya sumpah pemuda....................................... .... 3
B.
Bagaimana
arti sumpah pemuda................................................................... .... 3
C.
Bagaimana
tujuan dan manfaat sumpah pemuda......................................... .... 3
D.
Bagaimana
penetapan makna sumpah pemuda saat ini................................ .... 3
E.
Bagaimana
mengaplikasikan sumpah pemuda pada
anak
untuk membangun pendidikan karekter atau watak........................... .... 3
BAB III PEMBAHASAN
A.
Sejarah
terbentuknya sumpah pemuda......................................................... .... 4
B.
Arti
sumpah pemuda..................................................................................... .... 10
C.
Tujuan
dan manfaat sumpah pemuda........................................................... .... 16
D.
Penetapan
makna sumpah pemuda pada anak.............................................. .... 17
E.
Mengaplikasikan
sumpah pemuda pada anak untuk
membangun pendidikan karakter atau watak............................................... .... 18
BAB IV PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................................... .... 21
B. Saran............................................................................................................. .... 21
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... .... 22
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam kehidupan
dahulu ini kita sering menjumpai pemuda yang berjuang demiIndonesia dengan
cara bertempur dimedan perang. Mereka rela mati demi kemerdekaan Indonesia.
Kita sebagai pemuda-pemudi generasi sekarang juga harus meniru kerjakeras
mereka berjuang membela bangsa Indoneisa, tak harus berperang seperti
para pahlawan. Kita dapat menjadi pemuda-pemudi yang berprestasi dan
mengharumkannama bangsa. Kegigihan pemuda jaman dahulu berhasil melahirkan
sesuatu yangdisebut “sumpah pemuda”
Sumpah pemuda adalah
sebuah ikrar dari para pemuda yang dijadikan buktiotentik bahwa pada tangga 28
oktober 1928 bangsa Indonesia dilahirkan. Oleh karenaitu sudah seharusnya
segenap rakyat Indonesia memperingati momentum 28 Oktobersebagai hari lahirnya
bangsa Indonesia. Proses kelahiran Bangsa Indonesia inimerupakan buah dari
perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawahkekuasaan kaum
kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudianmendorong
para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi mengangkatharkat
dan martabat hidup orang Indonesia asli, tekad inilah yang menjadi
komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya
17 tahunkemudian yaitu pada 17 Agustus 1945.
B.
Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah terbentuknya sumpah pemuda.
2. Untuk mengetahui arti dari sumpah pemuda.
3. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari sumpah
pemuda.
4. Untuk mengetahui penaatan makna sumpah pemuda saat
ini.
5. Untuk mengetahui pengaplikasian sumpah pemuda pada
anak untuk membangun pendidikan karakter atau watak.
BAB II
PERMASALAHAN
Dari
pendahuluan diaatas penulis ingin membahas tentang :
·
Bagaimana
sejarah terbentuknya sumpah pemuda ?
·
Bagaimana
arti sumpah pemuda ?
·
Apa
tujuan dan manfaat dari sumpah pemuda ?
·
Bagaimana
penataan makna sumpah pemuda saat ini ?
·
Bagaimana
mengaplikasikan sumpah pemuda pada anak untuk membangun pendidikan karakter
atau watak ?
BAB
III
PEMBAHASAN
A. Sejarah sumpah pemuda
Sumpah Pemuda adalah salah satu
kejadian penting dalam pergerakan untuk kemerdekaan Indonesia. Sumpah atau
ikrar sejumlah pemuda inilah yang menjadi penyemangat bangsa demi cita-cita
berdirinya negara Indonesia. Para pemuda di masa itu sadar bahwa pergerakan
organisasi yang bersifat kedaerahan tidak pernah memberikan hasil berarti untuk
kemerdekaan Indonesia karena pergerakan seperti itu sangat mudah dipatahkan
oleh penjajah Belanda.
Oleh sebab itulah
organisasi-organisasi pemuda ini sepakat untuk melebur menjadi satu dan membuat
pergerakan secara serentak untuk melawan penjajah. Dari kesepakatan inilah para
pemuda ini sepakat untuk mengadakan kongres pemuda. Kongres ini bertujuan untuk
menyatukan organisasi-organisasi yang pada saat itu terpecah belah. Kongres
pemuda diadakan sebanyak dua kali, yakni Kongres Pemuda 1 yang berlangsung pada
tanggal 30 April – 2 Mei 1926. Sedangkan Kongres Pemuda Kedua diadakan pada
tanggal 27 dan 28 Oktober 1928.
Sumpah Pemuda lahir dari Kongres
Pemuda Kedua yang diadakan selama dua hari lamanya, tepatnya di tanggal 27 dan
28 Oktober 1928 di Jakarta. Kongres ini diadakan oleh Perhimpunan
Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI). Anggota PPPI terdiri dari pelajar-pelajar
dari seluruh wilayah Indonesia. Ada sejumlah perwakilan dari berbagai
organisasi kepemudaan di Indonesia yang menghadiri kongres ini, yakni Jong
Java, Jong Batak, Jong Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond dan
Jong Ambon. Ada juga pengamat dari perwakilan etnis Tionghoa seperti Kwee Thiam
Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.
Kongres yang diadakan di tanggal 27 dan 28 Oktober 1928
di Jakarta ini bukanlah pertemuan yang pertama yang diadakan oleh para pemuda.
Pertemuan pertama justru diadakan pada tahun 1926. Hasil dari pertemuan ini
keluar pada tanggal 20 Februari 1927. Di tahun berikutnya, tepatnya di bulan
Mei 1928, pertemuan para pemuda ini kembali diadakan dan dilanjutkan lagi dengan pertemuan di tanggal 12 Agustus
1928 yang dihadiri oleh seluruh barisan organisasi pemuda Indonesia. Dari
pertemuan tanggal 12 Agustus 1928 inilah yang memutuskan untuk mengadakan
kongres di bulan Oktober 1928. Perihal susunan kepanitiaan diambil dari
masing-masing perwakilan organisasi kepemudaan.
Keputusan inilah yang mengobarkan semangat para pejuang
tanah air untuk memperjuangkan terbentuknya tanah air Indonesia, bangsa
Indonesia dan bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.Pada perkumpulan-perkumpulan
yang membahas kemerdekaan Indonesia berikutnya, Sumpah Pemuda selalu dijadikan
asas bersama. Selain itu, Sumpah Pemuda juga selalu disiarkan di semua surat
kabar berbahasa Indonesia dan selalu dibacakan sebagai pembuka rapat
perkumpulan-perkumpulan.
Kongres Pemuda 1
Kongres Pemuda yang pertama ini diadakan pada tanggal
30 April hingga 2 Mei 1928. Kongres ini dihadiri oleh perwakilan-perwakilan
dari Jong Java, Jong Islamieten Bond, Jong Sumatra Bond Jong Ambon, Sekar Rukun
Jong Batak dan para Pemuda Theosofie. Kongres pertama ini mengedepankan tema
pentingnya persatuan dan kesatuan para pemuda yang kemudian berdiri dalam satu
payung untuk mencapai Indonesia merdeka.
Sejumlah tokoh yang menjadi pembicara dalam kongres
ini adalah Sumarto, M. Tabrani, Muh. Yamin, Bahder Johan dan Pinontoan. Meski
terbentuk kesepakatan untuk menerima dan mengakui cita-cita persatuan
Indonesia, badan untuk mewadahi semua organisasi pemuda saat itu masih gagal
terbentuk. Hal ini terjadi karena adanya kesalahpahaman serta beda pendapat
antara anggota kongres.
Setelah Kongres Pemuda 1 ini, masih diadakan sejumlah
pertemuan lainnya untuk membahas mengenai wadah tunggal organisasi pemuda dari
seluruh Indonesia. Keputusan penting hasil dari Kongres Pemuda 1 ini adalah:
·
Semua perkumpulan
pemuda harus bersatu dalam organisasi yang bernama Pemuda Indonesia.
·
Perlu segera
diadakannya Kongres Pemuda kedua.
Kongres Pemuda 2
Namun, sampai berlangsungnya kongres pemuda II
pada tanggal 28 oktober1928 organisasi Pemuda Indonesia belum juga
bergerak secara langsung di bidang politik Kongres Pemuda 1 ini menerima
dan mengakui cita
– cita persatuan Indonesia,walaupun
perumusannya masih samar
– samar dan belum jelas. Oleh karena
itu, antaraPPPI, Pemuda Indonesia, PI, dan PNI berencana untuk memfusikan
organisasi merekadengan alas an untuk mewujudkan persatuan Indonesia dan
persamaan cita
– cita.Peleburan (fusi) dari
organisasi pemuda itu ternyata semakin lama semakin diperlukankarena kaum
pemuda sangat merasakan bahwa bentuk organisasi masih bersifatkedaerahan,
seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong Bataks Bond,Sekar
Rukun, Pemuda Kaum Betawi, Jong Islamieten Bond, Studerence Minahasa, dan
pemuda kaum Theosofi. Hal ini jelas tampak adanya perbedaan pada
waktudiselenggarakan Kongres pemuda 1. Dalam pembicaraan ternyata kepentingan
daerahmasih sangat menonjol. Masalah bahasa juga menunjukkan masalah yang tak
mudahmendapatkan kesepakatan dalam kongres tersebut. Di samping itu juga masih
tampaksifat mementingkan daerah misalnya tentang adat yang ada di daerah masing
– masing.Untuk membentuk cita
– cita bersama seperti rasa persatuan
dan kesatuan bangsa, makahal
– hal tersebut sangat menghambat.
Untuk itulah, maka para peseta merasa tidak puasdan ingin melanjutkan Kongres
Pemuda yang berikutnya. Sebenarnya dalam KongresPemuda 1 tersebut, para peserta
dan pemimpin Kongres telah menunjukkan usaha yangkeras untuk mencapai suatu
cita
– cita persatuan. Namun, mengingat
baru pertama kaliKongres Pemuda dilaksanakan, maka untuk mencapai cita
– cita yang dikehendakimasih
mengalami kesulitan. Fanatisme terhadap adat masih sangat kuat
dan berpengaruh besar terhadap semua pembicaraan. Pemimpin Kongres Moh.
Tabrani pandai menjaga jangan sampai terjadi perpecahan, karena setiap
pembicaraan yangmenjurus kearah perbedaan adat dan pandangan, segera diambil jalan
tengah untukdinetralisasi.Oleh karena itu, dalam kongres banyak pidato
yang berjudul
Indonesia Bersatu
para pemuda diharapkan memperkuat rasa
persatuan yang harus tumbuh untukmengatasi kepentingan golongan, agama, dan
daerah. Juga secara jelas diuraikantentang Sejarah Perjuangan Indonesia dan
ditekankan masalah- masalah yang perlumendapat perhatian pemuda untuk
meresapkan dan dihayati dalam rangka mencapai cita
– cita Indonesia merdeka.
Jadi, para peserta memang menyadari bahwa pada saat
itu masih sulit untukmembentuk kebulatan tekad dalam perjuangan mencapai cita
– cita Nasional. Selain
itu, belum banyak para anggota PI yang kembali ke tanah air dan juga belum
ada anggota PIyang mengikuti Kongres pemuda 1 tersebut. Oleh karena itu, cita
– cita untuk mencapai persatuan
memang belum kuat. Baru dalam persiapan Kongres Pemuda II tanggal 28oktober
1928, banyak bekas anggota PI yang ikut serta memikirkan jalannya KongresPemuda
II yang akan diselenggarakan. Memang dapat dipahami, bahwa kondisi politiksangat
berat. Hal tersebut dikarenakan adanya pemberontakan komunis yang gagal
dan pihak Pemerintah Kolonial Belanda terus meningkatkan pengawasan
pergerakannasional dalam bidang politik. Itu artinya manifestasi persatuan
pemuda Indonesia berhasil diwujudkan dalam
Kongres Pemuda II pada 26
– 28
Oktober 1928
.dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi
dalam tiga kali rapat.Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung
Katholieke JongenlingenBond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan
Banteng). Dalam sambutannya, ketuaPPPI Sugondo Djojopuspito berharap
kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para
pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian MoehammadYamin tentang arti dan
hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada limafaktor yang bisa
memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum
adat, pendidikan, dan kemauan.Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di
Gedung Oost-Java Bioscoop,membahas masalah pendidikan. Kedua
pembicara, Poernomowoelan dan SarmidiMangoensarkoro, berpendapat bahwa
anak harus mendapat pendidikan kebangsaan,
harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di
sekolah dan di rumah. Anak jugaharus dididik secara demokratis.Pada rapat
penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya106, Sunario
menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakankepanduan.
Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisadipisahkan dari
pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anakdisiplin
dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Panitia Kongres
Pemuda.
- Ketua : Soegondo Djojopoespito
(PPPI)
- Wakil Ketua : R.M. Djoko
Marsaid (Jong Java)
- Sekretaris : Mohammad Jamin
(Jong Sumateranen Bond)
- Bendahara : Amir Sjarifuddin
(Jong Bataks Bond)
- Pembantu I : Djohan Mohammad
Tjai (Jong Islamieten Bond)
- Pembantu II : R. Katja
Soengkana (Pemoeda Indonesia)
- Pembantu III : Senduk (Jong
Celebes)
- Pembantu IV : Johanes Leimena
(yong Ambon)
- Pembantu V : Rochjani Soe'oed
(Pemoeda Kaoem Betawi).
Peserta :
· Abdul Muthalib Sangadji
· Purnama Wulan
· Abdul Rachman
· Raden Soeharto
· Abu Hanifah
· Raden Soekamso
· Adnan Kapau Gani
· Ramelan
· Amir (Dienaren van Indie)
· Saerun (Keng Po)
· Anta Permana
· Sahardjo
· Anwari
· Sarbini
· Arnold Manonutu
· Sarmidi Mangunsarkoro
· Assaat
· Sartono
· Bahder Djohan
· S.M. Kartosoewirjo
· Dali
· Setiawan
· Darsa
· Sigit (Indonesische Studieclub)
· Dien Pantouw
|
·
Siti Sundari
·
Djuanda
·
Sjahpuddin Latif
·
Dr.Pijper
·
Sjahrial (Adviseur
voor inlandsch Zaken)
·
Emma Puradiredja
·
Soejono Djoenoed
Poeponegoro
·
Halim
·
R.M. Djoko Marsaid
·
Hamami
·
Soekamto
·
Jo Tumbuhan
·
Soekmono
·
Joesoepadi
·
Soekowati
(Volksraad)
·
Jos Masdani
·
Soemanang
·
Kadir
·
Soemarto
·
Karto Menggolo
·
Soenario (PAPI
& INPO)
·
Kasman Singodimedjo
·
Soerjadi
·
Koentjoro
Poerbopranoto
·
Soewadji
Prawirohardjo
|
·
Martakusuma
·
Soewirjo
·
Masmoen Rasid
·
Soeworo
·
Mohammad Ali
Hanafiah
·
Suhara
·
Mohammad Nazif
·
Sujono (Volksraad)
·
Mohammad Roem
·
Sulaeman
·
Mohammad Tabrani
·
Suwarni
·
Mohammad Tamzil
·
Tjahija
·
Muhidin (Pasundan)
·
Van der Plaas
(Pemerintah Belanda)
·
Mukarno
·
Wilopo
·
Muwardi
·
Wage Rudolf
Soepratman
·
Nona Tumbel
|
Isi Sumpah Pemuda
Yang
unik adalah istilah Sumpah Pemuda tidak muncul pada hasil kongres di tanggal 27
dan 28 Oktober 1928 tersebut. Istilah ini justru muncul setelah kongres itu
selesai. Ini dia bunyi dari Sumpah Pemuda yang tercatat di prasasti dinding
Museum Sumpah Pemuda:
Pertama : Kami Poetra
dan Poetri Indonesia, Mengakoe Bertoempah darah Jang Satoe, Tanah Indonesia.
(Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah yang Satu, Tanah
Indonesia).
Kedua : Kami Poetra
dan Poetri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami
Putran dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa yang Satu, Bangsa Indonesia).
Ketiga : Kami Poetra dan Poetri Indonesia,
Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putran dan Putri
Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia)
Dari Secarik Kertas
Ketiga kalimat yang menjadi rumusan Kongres Sumpah
Pemuda tersebut ditulis oleh Moehammad Yamin di atas secarik kertas yang
disodorkan pada Soegdondo saat Sunario sedang berpidato di sesi terakhir kongres.Moehammad
Yamin berbisik pada Soegondo bahwa ia mempunyai sebuah formula yang terlihat
lebih elegen demi keputusan kongres ini.
Melihat isi dari apa yang dituliskan Moehammad Yamin,
Soegondo membubuhkan paraf setuju di secarik kertas tersebut, lalu diteruskan
kepada peserta kongres untuk kemudian ikut membubuhkan paraf setuju. Pada
awalnya, sumpah tersebut dibacakan Soegondo dan kemudian dijelaskan secara
lebih mendetail oleh Moehammad Yamin.
Lagu Indonesia Raya
Di dalam kongres pemuda kedua yang bersejarah ini,
berkumandang sebuah lagu yang diciptakan oleh W. R. Soepratman. Lagu tersebut
adalah lagu Indonesia Raya, lagu kebangsaan Indonesia yang dikumandangkan pada
setiap upacara bendera di sekolah serta acara-acara penting lainnya.
Diperdengarkan untuk pertama kalinya di muka publik di
tahun 1928, teks lagu Indonesia Raya juga dipublikasikan pada media cetak surat
kabar Sin Po lengkap dengan kalimat dalam surat kabar tersebut yang menyatakan
bahwa lagu ini adalah lagu kebangsaan. Meski sempat dilarang oleh pemerintah
Kolonial Hindia Belanda pada saat itu, namun para pemuda terus menyanyikan lagu
tersebut di setiap ada kesempatan.
B. Arti sumpah pemuda
Sumpah Pemuda ialah salah satu tonggak sejarah yg penting untuk
bangsa Indonesia. Seperti yg kita telah ketahui, ada tiga pesan penting Sumpah
Pemuda, yaitu bertanah air satu, berbangsa satu, & berbahasa satu. Tiga hal
ini adalah faktor penting bagi negara kita.
Sumpah Pemuda
adalah bukti otentik bahwasanya pada tanggal 28 oktober 1928 Bangsa Indonesia
dilahirkan, Proses kelahiran Bangsa Indonesia ini adalah buah dari perjuangan
rakyat yg selama ratusan tahun tertindas dan tersiksa dibawah kekuasaan kaum
kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yg kemudia mendorong
para pemuda pada kala itu untuk membulatkan tekad demi Mengangkat Harkat &
Martabat Hidup Orang Indonesia Asli, tekad inilah yg jadi komitmen perjuangan
rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian
yaitu pada tgl 17 Agustus 1945.
Adapun arti sumpah pemuda, adalah sebagai berikut :
1. Memberikan penekanan untuk
menghargai perjuangan Indonesia
Lahirnya Sumpah Pemuda merupakan titik awal dimulainya
perjuangan Indonesia untuk mencapai kemerdekaan dari penjajahan. Titik awal
perjuangan bangsa Indonesia merupakan langkah yang tidak main-main. Perlu kita
ketahui, Sumpah Pemuda lahir beberapa puluh tahun sebelum sistem
pemerintahan orde lama dimulai. Pemuda
dan pemudi pada saat itu rela berkorban waktu, tenaga, pemikiran, bahkan
berkorban secara materiil dan moral untuk membuat Indonesia bersatu.
Perjuangan yang tidak main-main tentunya menjadi
sebuah nilai yang tidak tergantikan. Jika saja Sumpah Pemuda tidak lahir,
mungkin saja Indonesia tidak dapat bersatu seperti sekarang ini. Semuanya
adalah berkat dari perjuangan pemuda dan pemudi Indonesia. Walaupun mereka
tidak mati dalam perang kemerdekaan, mereka layak disebut sebagai pahlawan
karena berani untuk menjaga Indonesia sehingga Indonesia dapat memiliki pemerintahan yang berdaulat seperti sekarang ini. Berikut contoh makna
sumpah pemuda sebagai contoh pelajar:
·
Sebagai pelajar,
sudah barang tentu menghargai perjuangan pemuda dan pemudi yang menjadi
pahlawan dalam mengawali perjuangan kemerdekaan Indonesia.
·
Bentuk penghargaan
yang diberikan tidak harus secara materiil, tapi juga dapat diberikan melalui
dukungan moral.
·
Jika kita membaca
berita di media massa beberapa waktu lalu, kita sempat miris ketika melihat
beberapa sikap pelajar yang tidak menghargai jasa pahlawan-pahlawan yang sudah
bersusah payah memperjuangkan Indonesia.
·
Sebagai pelajar yang
notabene mengenyam bangku pendidikan, seharusnya dapat memperlihatkan dan menunjukkan
rasa menghargai jasa para pahlawan yang sudah berjuang melalui perkataan dan
perbuatan.
·
Perkataan dan
perbuatan yang mencerminkan sikap menghargai jasa pahlawan setidak-tidaknya
dapat menjadi contoh bagi adik-adik kelasnya, bukan malah jadi bahan cemoohan
orang lain karena perkataan dan perbuatan yang tidak mencerminkan sikap
menghargai jasa pahlawan dalam memperjuangkan persatuan dan kesatuan Indonesia.
2. Memberikan semangat untuk
berjuang
Sumpah Pemuda yang dicetuskan dengan semangat
berkobar-kobar oleh pemuda dan pemudi saat itu memberikan semangat untuk para
generasi penerus khususnya pelajar. Semangat yang ditunjukkan melalui bunyi
Sumpah Pemuda dapat menjadi contoh bagi pelajar untuk semangat dalam melakukan
sesuatu. Di eraglobalisasi saat ini, segala fasilitas yang disediakan untuk
menunjang kebutuhan sehari-hari sangat mudah untuk didapatkan. Bahkan, ada
kebutuhan yang dapat kita peroleh dengan mudah hanya dengan menekan tombol,
sebagai berikut:
·
Kita bisa bayangkan
pada kondisi pemuda dan pemudi pada era Sumpah Pemuda saat itu. Pada era Sumpah
Pemuda atau tepatnya pada tahun 1928, kehidupan pemuda dan pemudi tidak makmur
seperti sekarang ini.
·
Mereka harus bersusah
payah bekerja dan bersekolah untuk memenuhi kebutuhannya, karena pandangan
pemuda dan pemudi saat mempunyai daya juang yang sangat tinggi untuk memperoleh
sesuatu.
·
Jika kita bandingkan
dengan mental pelajar saat ini, rasanya sudah berbanding terbalik. Dampak globalisasi yang sudah mencapai di berbagai aspek membuat
beberapa pelajar menjadi kurang mempunyai rasa semangat untuk berjuang.
·
Kecenderungan untuk
menyerah dan mengambil jalan pintas masih sangat mudah ditemui di beberapa
kalangan pelajar.
Kemudahan-kemudahan yang diberikan pada era
globalisasi cenderung membuat pelajar enggan untuk melakukan sesuatu yang lebih
untuk mendapatkan sesuatu. Melalui semangat perjuangan pemuda dan pemudi pada
era Sumpah Pemuda, pelajar diajak untuk menghayati kembali dan menerapkan
semangat untuk berjuang dalam mencapai atau mendapatkan sesuatu sekalipun ada
banyak rintangan yang dihadapi.
3. Memberikan makna untuk
mencintai Indonesia dengan segenap hati
Sepeti yang sudah kita ketahui, kemerdekaan Indonesia
diperoleh bukan dari belas kasihan dari negara lain, melainkan dari perjuangan
dan pengorbanan para pahlawan, termasuk pemuda dan pemudi Indonesia. Perlu
diketahui, pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, jumlah pemuda yang gugur
sudah tidak dapat terhitung. Perjuangan para pemuda saat itu merupakan bentuk
cerminan rasa cintanya terhadap Indonesia. Sebetulnya, latar belakang dari
cinta Indonesia adalah Sumpah Pemuda itu sendiri. Bisa diperhatikan bahwa salah
satu bunyi Sumpah Pemuda adalah pengakuan diri untuk mencintai bangsa
Indonesia, sebagai berikut:
·
Sebagai pelajar yang
mengenyam proses pendidikan di Indonesia, sudah barang tentu diajarkan tentang
kiat-kiat mencintai tanah air Indonesia. Kecintaan terhadap bangsa Indonesia
tidak hanya cukup diungkapkan melalui kalimat “I Love Indonesia” atau yang
lainnya.
·
Bentuk kecintaan
terhadap tanah air yang sangat mungkin dilakukan oleh para pelajar adalah
belajar dengan baik untuk mengharumkan nama bangsa.
·
Belajar merupakan
salah satu bentuk cinta tanah air karena melalui belajar, seseorang dapat
bertambah ilmunya dan dapat menerapkan ilmunya demi kemajuan Indonesia.
Kecintaan terhadap Indonesia berarti mencintai segala
bentuk keragaman yang ada di Indonesia. Mau tidak mau, kita akan terus hidup
berdampingan dengan dengan orang lain yang mempunyai perbedaan dengan kita.
Perbedaan yang ada di kalangan masyarakat bukan berarti dapat dipergunakan
sebagai penyebab
konflik sosial khususnya di
kalangan pelajar yang dapat menyebabkan dampak
akibat konflik sosial yang terjadi.
Sebagai pelajar yang mencintai Indonesia dengan segenap hati, seharusnya dapat
menerima segala perbedaan yang ada karena mencintai bukan karena kelebihan yang
ditampilkan, melainkan juga menerima kekurangan termasuk di dalamnya adalah
perbedaan yang ada.
Segala perbedaan dan perdebatan yang terjadi di
kalangan pelajar harus dapat diselesaikan dengan kepala dingin demi
mencerminkan kecintaan kita kepada Indonesia terlebih lagi negara kita
Indonesia adalah negara yang menganutdemokrasi
Pancasila dimana segala sesuatu yang
berkaitan dengan perbedaan pendapat dapat diselesaikan denganpenerapan
nilai-nilai Pancasila. Bentuk-bentuk
penerapan cinta tanah air Indonesia yang dapat dilakukan oleh pelajar dalam
kehidupan sehari-hari diantaranya adalah sebagai berikut.
·
Mengikuti upacara
bendera dan hari besar nasional.
·
Menggunakan
produk-produk dalam negeri.
·
Membuang sampah pada
tempatnya.
4. Memberikan penekanan untuk
bangga menjadi bagian dari Indonesia
Bangga menjadi bagian dari negara Indonesia merupakan
salah satu makna dari bunyi Sumpah Pemuda. Menjadi kebagian dari negara
Indonesia merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi pemuda dan pemudi saat
itu. Kita bisa melihat seberapa bangganya pemuda dan pemudi saat itu ketika
mengikrarkan Sumpah Pemuda. Namun di era sekarang ini, apakah pemuda dan pemudi
khususnya pelajar bangga menjadi bagian dari negara Indonesia? Jawabannya,
harus bangga. Indonesia adalah negara yang lain daripada yang lain. Sebagai
negara yang berlandaskan pada Pancasila, Indonesia adalah negara yang
menerapkan Pancasila
sebagai kepribadian bangsa. Melalui semboyannya
Bhikena Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tapi satu, sudah dapat mewakili
alasan mengapa kita bangga menjadi bagian dari negara Indonesia. Alasan yang
dapat dijabarkan mengapa kita patut bangga sebagai bangsa Indonesia antara
lain:
·
Negara Indonesia
adalah negara yang memiliki ribuan pulau.
·
Negara Indonesia
memiliki keberagaman bahasa yang sangat banyak.
·
Negara Indonesia
memiliki kebudayaan yang sangat beragam.
·
Masyarakat negara
Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang ramah di mata dunia.
·
Selain beberapa hal
yang sudah diutarakan, masih banyak pernyataan yang dapat dijadikan sebagai
alasan mengapa kita bangga sebagai bangsa negara Indonesia.
·
Dalam dunia prestasi
di dunia pendidikan, Indonesia juga tidak kalah dengan negara lain. Beberapa
kali pelajar dari Indonesia memenangkan kejuaraan olimpiade tingkat
internasional.
Sebagai pelajar, sudah sepatutnya kita bangga akan
prestasi-prestasi yang ditorehkan teman-teman kita di kancah nasional maupun
internasional. Prestasi-prestasi yang sudah berhasil ditorehkan ini sebaiknya
menjadikan kita para pelajar untuk termotivasi dalam melakukan hal-hal yang
positif untuk menunjukkan rasa bangga kita sebagai bagian dari Indonesia.
Contoh penerapan rasa bangga sebagai bagian dari Indonesia dapat dilakukan
dengan menerapkan Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari. Namun terkadang,
kita sebagai pelajar merasa kurang bangga terhadap bangsa Indonesia karena
hal-hal yang buruk tentang Indonesia diberitakan, sampai-sampai pepatah “karena
nila setitik rusak susu sebelanga” mengikis rasa bangga kita terhadap bangsa
Indonesia. Sebagai pelajar, kita tidak diajarkan untuk melihat segala
sesuatunya tidak hanya dari satu sisi saja. Walaupun keburukan Indonesia sering
kita temui, tapi kebaikan dan kelebihan dari Indonesia sendiri masih banyak
yang dapat meningkatkan dan mempertahankan rasa bangga kita terhadap Indonesia.
5. Memberikan penekanan untuk
mencintai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia
Semenjak diikarkannya Sumpah Pemuda, maka bahasa
Indonesia adalah bahasa yang dipergunakan oleh masyarakat Indonesia untuk
berkomunikasi satu sama lain, baik sesama suku maupun berbeda suku. Bahasa
Indonesia sendiri juga ditetapkan sebagai bahasa resmi negara Indonesia dan
tercantum pada UUD 1945 pasal 36. Namun, seiring dengan perkembangan zaman,
bahasa Indonesia mulai tergeserkan dengan bahasa-bahasa yang timbul akibat
perkembangan zaman tersebut.
Sebut saja adalah bahasa gaul yang kerap digunakan
oleh kalangan pelajar dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa gaul adalah produk
yang timbul akibat adanya globalisasi. Bahaya
globalisasi dan modernisasi sudah sangat
terasa dalam tata bahasa para pelajar era sekarang ini. Bagi kalangan pelajar
masa kini, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dianggap terlalu
kaku dan sudah ketinggalan zaman. Pelajar masa kini lebih senang menyisipkan
bahasa gaul ke dalam percakapan sehari-hari mereka. Kata-kata dalam bahasa
Indonesia tidak sedikit yang merupakan kata serapan dari bahasa asing seperti
dari bahasa Belanda, Arab, dan yang lainnya, sebagai berikut:
·
Adanya globalisasi
yang mempengaruhi cara berbahasa di kalangan pelajar menimbulkan polemik
tersendiri dalam dunia pendidikan.
·
Sampai sekarang,
masih banyak ditemukan nilai mata pelajaran bahasa Indonesia yang lebih rendah
dari nilai mata pelajaran bahasa asing.
·
Bagi beberapa
pelajar, struktur dalam bahasa Indonesia sulit untuk dipahami. Lunturnya
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dipengaruhi juga oleh kebiasaan
dari pelajar itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari.
·
Jika dalam kehidupan
sehari-hari pelajar mencampurkan bahasa gaul dengan bahasa Indonesia yang baik
dan benar, maka keberadaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat luntur.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang unik dan mempunyai
struktur khusus yang membedakan dengan bahasa lainnya. Bahkan, banyak warga
negara asing yang tertarik untuk mempelajari bahasa Indonesia karena keunikan
stukturnya.Ada beberapa kata dalam bahasa Indonesia yang tidak dapat diterjemahkan
dalam bahasa asing. Sebagai pelajar yang belajar bahasa Indonesia, kita harus
bangga bahwa bahasa Indonesia diikarkan melalui Sumpah Pemuda.
Melalui ikrar dalam Sumpah Pemuda, bahasa Indonesia
dipergunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa. Bisa kita bayangkan, jumlah
bahasa daerah di Indonesia sangat banyak. Jika kita masing-masing berbicara
dengan bahasa daerah masing-masing, tentunya akan memicu konflik diantara suku
bangsa. Contoh
konflik sosial dalam masyakarat melalui
bahasa Indonesia, perbedaan bahasa daerah dapat dipersatukan dengan baik. Kita
sebagai pelajar harus bangga karena bahasa Indonesia dapat mempersatukan
berbagai macam suku yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
6. Mengajak untuk bersama-sama
dalam menjaga keutuhan NKRI
Bentuk-bentuk
demokrasi di Indonesia adalah negara
yang menganut demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air. Pelaksanaan
demokrasi di Indonesia dilandaskan pada asas-asas pokok demokrasi agar pelaksanaan demokrasi dapat berlajan
sebagaimana mestinya. Proses tercetusnya Sumpah Pemuda pada tahun 1928 juga
dilakukan melalui proses demokrasi yaitu melalui proses Kongres Pemuda II.
Proses perumusan Sumpah Pemuda yang dilakukan oleh
pemuda dan pemudi saat itu didasarkan pada keinginan untuk mempersatukan dan
menjaga keutuhan bangsa Indonesia. Seperti yang kita ketahui, pada saat
tercetusnya Sumpah Pemuda, bangsa Indonesia masih dalam masa penjajahan negara
lain. Pemuda dan pemudi dalam Kongres Pemuda II mempunyai inisiatif untuk
mengajak para pemuda dan pemudi di Indonesia untuk menjaga keutuhan Indonesia,
sebagai berikut:
·
Makna perjuangan
dalam menjaga keutuhan Indonesia dalam Sumpah Pemuda sangat terasa sampai masa
sekarang ini.
·
Sebagai pelajar,
sudah seharusnya kita menjaga keutuhan NKRI dari berbagai macam hal yang
memungkinkan perpecahan.
·
Kaum pelajar adalah
tonggak negara Indonesia untuk menjaga keutuhan NKRI itu sendiri karena dalam
proses pendidikan, pelajar diajarkan untuk penerapan
Pancasila dalam kehidupan.
·
Sebagai kalangan yang
terpelajar, pelajar diharapkan menjaga keutuhan NKRI melalui perkataan dan
perbuatan dalam kehidupan sehari-hari. Pelajar di Indonesia diharapkan
menciptakan kedamaian bukan menciptakan perpecahan melalui media sosial maupun
tawuran yang sering terjadi.
C. Tujuan dan manfaat sumpah pemuda
“Kami Putra dan Putri
Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia. Kami putra dan putri
Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri
Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia”, isi dari sumpah pemuda
yang dikumandangkan pada 28 Oktober 1928 di di Gedung Oost Java Bioscoop
bertujuan untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang
sebelumnya masih bersifat sangat kedaerahan. Selain itu sumpah setia ini
bertujuan untuk mempersatukan pemuda-pemuda di seluruh tanah air.
Adapun manfaat yang
dapat kita petik dari Sumpah Pemuda antara lain sebagai berikut:
1. Semangat kekeluargaan, persatuan, dan persaudaraan
antar sesama.
2. Terwujudnya kerukunan antar masyarakat, berbangsa dan
bernegara, sehingga tidak mudah dipecah belah (di adu domba)
3. Menumbuhkan kesadaran bahwa ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan terhadap disintegrasi bangsa yang merupakan
tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia.
D. Penetapan sumpah pemuda saat ini
Momen Sumpah Pemuda, pemuda harusnya mengambil
pelajaran untuk kemajuan bangsa ke depan, pemuda yang notabene generasi penerus
untuk kemajuan bukan untuk terpecah belah. Mahasiswa saat ini dinilai cenderung
melupakan sejarah. Kesan itu bisa dirasakan pada sebagian mahasiswa. Disinilah
sebenarnya fungsi organisasi pemuda dan kemahasiswaaan. Baiknya semua mahasiswa
bisa turun serta aktif dalam ormawa, lalu fungsi pengkaderan harus terus
ditingkatkan. Rasa cinta tanah air pemuda jaman sekarang juga dinilai masih cukup
kurang. Banyak sekali yang dapat dilakukan untuk meningkatkan cinta tanah air
kita, contohnya dengan menggunakan batik, akan tetapi budaya fashion pemuda
jaman sekarang lebih memilih untuk mengikuti budaya barat. Selain itu, tawuran
antar pelajar maupun mahasiswa merajalela dimana-mana hanya dikarenakan
perbedaan suku ataupun golongan. Lalu apa gunanya rumusan Sumpah Pemuda yang
kedua yaitu “Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu,
bangsa Indonesia” ? Yang terakhir yaitu mengenai Bahasa persatuan kita, yaitu
Bahasa Indonesia. Miris rasanya ketika pemuda yang notabene sebagai generasi
penerus bangsa tidak menggunakan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa persatuan,
melainkan mengadopsi bahasa-bahasa asing yang menurut mereka terlihat lebih gaul.
Lantas kalo bukan kita semua yang melestarikan Bahasa Indonesia,siapa lagi?
Apakah kita sudah mewujudkan Sumpah Pemuda dalam kehidupan kita
sehari-hari?
Dalam kehidupan sehari-hari, wujud cinta tanah air
juga dapat berupa penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
percakapan dengan sesame. Kebanyakan dari kita belakangan ini lebih suka
menggunakan bahasa yang –kata banyak orang- disebut bahasa gaul. Misalnya
seperti gue elo dibanding aku kamu. Pada 28 Oktober 1928 telah
diikrarkan Sumpah Pemuda yang salah satunya dari tiga isinya ialah menjunjung
tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Selain bahasa gaul, bahasa yang
dianggap lebih keren –kata anak muda- ialah bahasa Inggris. Kita tahu bahwa
bahasa Inggris adalah bahasa internasional dan kita boleh mempelajarinya,
bahkan diajarkan di sekolah. Namun tetap saja bangsa kita adalah bangsa
Indonesia, sudah semestinya bahasa kita adalah bahasa Indonesia. Bagaimana
mungkin kita mengaku sebagai bangsa Indonesia jika kita malah jauh lebih fasih
berbicara menggunakan bahasa bangsa lain dibanding bahasa kita sendiri.
Perwujudan lainnya adalah dengan mengamalkan Pancasila
dalam kehidupan kita sehari-hari. Bagaimana kita tunduk kepada Sang Pencipta,
menghargai sesama manusia, bersikap adil dan beradap, bermusyawarah, dan tidak
membeda-bedakan stiap orang dapat juga dikategorikan sebagai perwujudan cinta
tanah air. Hal-hal yang tersebut di atas merupakan hal-hal kecil dan sederhana.
Namun justru itulah perwujudan cinta tanah air yang semestinya. Kita tidak
harus selalu bertempur di medan perang untuk membuktikan kecintaan kita
terhadap Indonesia. Namun mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
sudah termasuk cinta kepada tanah air. Pengamalan Pancasila dikatakan sebagai
bentuk cinta tanah air karena Pancasila merupakan ideologi nasional. Dan kita,
sebagai bangsa Indonesia, tentunya berkewajiban untuk –tidak hanya
menghafalkannya, tetapi juga- mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari kita.
Ada lagi yang dapat kita lakukan untuk melawan
keprihatinan kita terhadap penerapan Sumpah Pemuda,yaitu dengan menulis. Sebuah
karya tulis bisa memmbangkitkan rasa cinta terhadap tanah air, misalnya saja
melawan sms-an dengan bloger. Bisa juga dengan mengumpulkan tulisan-tulisan
yang bisa mengangkat jiwa nasionalisme kita.
E. Mengaplikasikan sumpah pemuda pada anak untuk
membangun pendidikan karakter atau watak
Menurut koran KOMPAS, telah Delapan puluh empat tahun silam Sumpah Pemuda
diikrarkan. Sumpah untuk setia pada satu tanah air, satu bangsa, dan satu
bahasa Indonesia.
Namun, menguatnya gejala sosial
anti-keberagaman memunculkan pertanyaan: bagaimana mengajarkan semangat itu di
sekolah, tempat kaum muda menempa ilmu. Apalagi, justru kenyataan
memprihatinkan yang muncul di sekolah terkait penghayatan Sumpah Pemuda.
Ahli pendidikan Connely dan Clandinin
(1988) menekankan pentingnya pemahaman dalam proses pembelajaran siswa. Oleh
karena itu, pemahaman dan penjiwaan guru atas Sumpah Pemuda akan sangat
memengaruhi pilihan kegiatan di kelas.
Dalam diskusi para guru di Yayasan
Cahaya Guru soal Sumpah Pemuda, beberapa kata kunci muncul sebagai hakikat
Sumpah Pemuda, misalnya ”keberagaman”, ”kesatuan”, dan ”kebangsaan”. Namun, saat
ditanya sejauh mana kelas mereka mencerminkan ketiga kata kunci itu, muncul
kebimbangan. Bagaimana memaknai keberagaman? Bagaimana membangun kesatuan di
atas perbedaan agama, etnis, kelas sosial, dan jender?
Dalam pendidikan, ada tiga jenis
kurikulum yang diajarkan guru. Kurikulum eksplisit yang tertulis, kurikulum
implisit atau tersembunyi (hidden curriculum) ”diajarkan” tetapi tidak tertulis,
dan null curriculum yang sengaja dihilangkan dari proses pembelajaran
(Eisner, 1979).
Minat guru
Maka, pemilihan dan penggunaan buku teks
tidak sepenting yang diyakini guru mengenai bahan ajarnya. Minat dan kepedulian
guru jauh lebih menentukan pendekatan materi ajar. Dalam tujuan kurikulum
nasional yang kini dipakai, disebutkan potensi sosial, budaya, dan alam sebagai
dasar pembelajaran yang kontekstual.
Jika potensi yang pasti beragam
menjadi dasar kegiatan, semangat Sumpah Pemuda tentu mudah ditangkap.
Masalahnya, seberapa jauh tujuan kurikulum dipahami sebagai bagian penting
proses pembelajaran?
Kurikulum tersembunyi berpengaruh
kuat melalui contoh sehari-hari yang tertangkap indera siswa. Oleh karena itu,
penting untuk menemukan kembali kegiatan sekolah yang mencerminkan pemahaman
”bersatu dalam perbedaan” atau perspektif keberagaman itu.
Sekolah-sekolah homogen dalam status
sosial-ekonomi, etnis, atau agama perlu dengan kesadaran penuh menciptakan
berbagai kesempatan itu. Beberapa sekolah mewujudkannya melalui kegiatan
kesenian dan olahraga. Sekolah lain memiliki program tinggal bersama (live in)
berbagai kelompok masyarakat.
Sejumlah LSM mengupayakan ajang
berbagi bersama guru seperti dilakukan oleh Asosiasi Guru Pendidikan Agama
Islam Indonesia, Rahima dan Association for Critical Thinking, Paras
Foundation, Persekutuan Sahabat Gloria, Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah,
ataupun Lembaga Bantuan Hukum Jakarta bekerja sama dengan Yayasan Cahaya Guru
melalui Komunitas Guru, Kebangsaan dan Keberagaman.
Memahami keberagaman
Ada banyak keberagaman di sekolah.
Perbedaan latar belakang sosial, ekonomi, agama, budaya, intelektual, mental,
dan fisik hanya sebagian di antaranya. Akan tetapi, apakah siswa sudah
mendapatkan perspektif keberagaman sebagai bagian dari kebangsaan mereka?
Sudahkah sekolah menyuburkan keberagaman sebagai kekayaan bangsa?
Sebenarnya sekolah negeri bisa
diandalkan sebagai tempat pendidikan heterogenitas yang tak terbatas. Namun,
kenyataannya saat ini justru sekolah negeri cenderung meninggalkan semangat
Sumpah Pemuda.
Di beberapa sekolah negeri muncul
keharusan menggunakan jilbab dan baju koko pada hari Jumat. Doa saat upacara
pun dalam bahasa Arab. Akibatnya, makin sedikit siswa non-Muslim masuk ke
sekolah negeri.
Pemerintah justru tidak mengajarkan
keberagaman karena tidak mengakomodasi siswa atau guru dengan berbagai latar
berbeda untuk berperan di sekolah. Mata kita akan segera menangkap makin
berkurangnya warna-warni pemangku kepentingan melalui pemilihan seragam,
upacara bendera, kesempatan berdoa, kesempatan menjadi ketua kelas, dan
berbagai kesempatan lain. Sekolah negeri tidak lagi merengkuh seluruh anak
bangsa untuk belajar di lingkungan ini.
Kompetensi ”pengembangan budaya”
ternyata hanya selintas dalam Dimensi Kepribadian Kepala Sekolah yang
ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan serta diatur dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13/2007 tentang Standar
Kepala Sekolah. Tidak ada tuntutan untuk memiliki perspektif keberagaman dalam
menjalankan tugas sehari-hari.
Maka, harapan bahwa kegiatan di
sekolah mencerminkan kebinekaan kita dan semangat bersatu dalam satu tanah air,
satu bangsa, dan satu bahasa hanya terletak di tangan guru. Inikah sekolah
Indonesia kita?
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari
Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu
bahasa. Sumpah Pemuda adalah fondasi penting kebangkitan bangsa Indonesia dan
landasan utama bagi pembentukan negara Republik Indonesia.Dibacakan pada
tanggal 28 Oktober 1928 yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai
Hari Sumpah Pemuda.
Pemerintah menggalangkan gerakan pendidikan karakter.
Karena nilai sumpah pemuda menjadi aplikatif ketika dilaksanakan dalam
pendidikan karakter di sekolah. Untuk merintis kembali semangat nilai sumpah
pemuda, harus dalam tindakan nyata. Yang pertama Dinas pendidikan merumuskan
kembali arah PKPB sampai ke bentuk pelaporannya kepada orang tua siswa. Kedua,
pada tataran sekolah perlu mengadakan berbagai kegiatan aplikatif untuk
mengaplikasikan nilai sumpah pemuda.
B. Saran
Sebaiknya pemuda pada jaman saat ini lebih menjunjung
tinggi nilai nasionalisme. Namun peran orang tua dan guru diperlukan untuk
membentuk karakter dan kepribadian anak. Terlebih pendidikan karakter harusnya
diberikan pada pendidikan tingkat rendah. Hal ini bertujuan agar nilai positif
dari pendidikan karakter tersebut dapat ditanamkan dan diaplikasikan sejak dini
hingga anak tumbuh dewasa. Karena setiap perkembangan jaman akan terjadi banyak
perubahan terutama dalam pembentukan sikapnya.
DAFTAR PUSTAKA
Annafis, Asyifah. (2014). Makalah Sejarah Sumpah Pemuda. (Online),
(https://www.academia.edu/9746516/Makalah_sejarah_.sumpah_pemuda, diakses pada tanggal 08 November
2017).
Aidil, Munawar. (2013). Aplikasi Sumpah Pemuda Saat Ini.
(Online), (http://munawaraidil.blogspot.co.id/2013/10/aplikasi-sumpah-pemuda-di-masa-kini.html, diakses pada tanggal 12 November
2017).
Harry. (2013). Sejarah
Sumpah Pemuda.(Online), (http://semangatpemuda-indonesia.blogspot.co.id/p/sejarah-sumpah-pemuda.html, diakses pada tanggal 08 November
2017).
Kusnodiharjo, Tukijo. (2011). Revitalisasi Nilai Sumpah Pemuda dalam Ranah
Pendidikan. (Online), (http://bapaktukijo.blogspot.co.id/2011/11/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_6608.html, diakses pada tanggal 08 November
2017).
Prasetyo, Ferry. (2012). Ikrar atau Janji Sumpah Pemuda.
(Online), (http://tehkopijahe.blogspot.co.id/2012/04/ikrar-atau-janji-sumpah-pemuda.html, diakses pada tanggal 12 November
2017).
Comments
Post a Comment